Kamis, 09 April 2015

filsafat Aku Berpikir Maka Aku Ada

Nama    : Yosua Teguh Saputra
Nim       : 2014-71-087
Tugas    : Filsafat “Aku Bepikir Maka Aku Ada”

Karena Cinta Dan Kasih

Pernah saya mendengar orang tua berkata, karena cinta dan kasih sayang kamu ada dan karena cinta dan kasih sayanglah kamu bisa tumbuh.

Kata yang dibuat Rene Descrates Aku berpikir maka aku ada, kalimat ini terdengar sederhana namun sebenarnya memiliki makna yang sangat dalam dikarenakan berfikir itu identitas hakiki manusia, hanya dengan berfikir manusia bisa dibedakan dengan mahkluk-mahkluk lainnya. Namun hanya berfikir saja tanpa cinta dan kasih, dunia akan sangat hampa, takan seindah yang kita lihat, kita dengar dan kita rasakan juga,  cinta dan kasih adalah pelembut, pendamai dan pelengkap disaat kita berpikir, karena hakekat cinta dan kasih adalah kesadaran yang dimiliki manusia didunia ini.
Jadi Hubungan pikiran kita adalah hakekat cinta dan kasih yang sudah ditanamkan dalam diri manusia, persoalan estetika pada kehidupan manusia dan apa sih yang kita ingin cari tahu manusia di dunia ini adalah suatu pengalaman yang sering kali tidak dapat dialami sepenuhnya dalam hidup yaitu perasaan aman, perasaan diakui dan diterima, serta perasaan bahwa aku adalah bagian dari sesuatu. Jadi kita tidak mungkin hidup dengan fikiran saja, namun kita membutuhkan cinta untuk melengkapinya agar hidup ini tidak dangkal, tidak kering dan tidak jahat. Cinta akan selalu memberi makna hidup, cinta akan selalu menumbuhkan, cinta akan memberi nilai suatu perjuangan, dengan cinta pula kita hidup hingga saat ini.

Sama halnya seperti, seorang bayi mengalami perasaan cinta dan kasih, ketika ia mendapatkan perlindungan dari orang tuanya. Akan tetapi, perasaan ini semakin tercabik, karena kegagalan orang tua memberikan rasa cinta dan kasih kepada anaknya. Perasaan ini akan lenyap, ketika seseorang menjadi lebih tua dan independen, di mana seringkali perasaan terisolasi muncul. Seiring semakin dewasanya seseorang, biasanya cara berfikirnya bergeser ke arah rasional-pragmatis, dengan mengesampingkan cinta dari lubuk jiwanya yang dalam.

Jadi tidak hanya sekedar berpikir saja kita bisa dianggap ada, tetapi juga hati, perasaan cinta dan kasih kepedulian terhadap sesama, itu juga akan bisa membuat kita termotivasi untuk berpikir dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar